KRISIS AIR, SOLUSI??

"Heeeeehhh....panas dan lama sekali kemarau tahun ini, mana air sungai dah mulai nyusut air le'deng (PAM) mati, waduhhhh ga bisa mandi ni apalagi di skul WCnya ga da airnya bingung ni...baru nyadar selamani aku boros pakai air"...kalimat tadi merupakan kutipan kalimat dari murid saya yang menggrutu wilayahnya langka akan air, kejadian itu mungkin juga terjadi pada daerah anda. Bayangkan air kali satu jrigen dijual Rp. 2.500,00, gak logis dong disaat kita kelimpahan air yang banyak kita menghamburkanya dengan seenaknya.
Oke..... kali ini karena banyak permintaan dari shabat lab tentang solusi masalah krisis kekeringan kelangkaan air, berikut akan saya beri info n solusi dalam mengatasi hal tersebut :
Berikut solusi untuk mengatasi krisis air...
  1. Sebagai langkah awal kita harus lebih hemat n bijak dalam menggunakan air, saya masih ingat waktu nonton ustad fotokopi di SCTV emaknya ustad syafii bilang gini "Ya Allah ni banyak orang g pernah bersukur saat di kasih terang pada minta ujan, saat di kasig ujan kebanjiran, minta terang lagi" pake logat betawi. Perkataan ni juga yang menggelitik saya...berarti kite-kite kurang bijak dalam menyikapi fenomena ini.
  2. Kalo emang bener-bener g da air hubungi ja pihak pemerintah yang berwenang, biar di droop air
  3. Ni langkah agak maju dikit, buat sumur boor, kalo biaya mahal patungan ja ma tetangga.
  4. Ni langkah Canggih, berikut kutipan dari harian tempo, tentang ulah anak-anak cerdas yang menguntungkan n bermanfaat. Siswi SMA Negeri 3 Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menciptakan teknologi tepat guna mengubah air laut menjadi air tawar yang layak dikonsumsi. "Alatnya bisa dibuat dengan mudah dan biaya murah, tidak lebih dari Rp 200 ribu,” kata Arif Pribadi, guru kimia yang menjadi pembina kegiatan ekstrakurikuler penelitian terapan SMA 3, kepada Tempo, Sabtu, 11 Februari 2012, Menurut Arif penciptaan alat tersebut sebagai solusi murah mengatasi kebutuhan air bersih yang layak dikonsumsi, terutama bagi warga pesisir pantai. Apalagi peralatannya cukup sederhana dan bisa dibuat oleh siapa saja. Sejumlah peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk merancang alat yang disebut sebagai Penukar Ion itu di antaranya drum plastik dengan kapasitas 100 liter. Pada bagian bawahnya dipasang kran untuk mengeluarkan air. Dibutuhkan juga niru atau tampah untuk pembatas setiap lapisan. Adapun bahan-bahan yang diperlukan, seperti pasir, karbon atau arang, kerikil, ijuk serta batuan mineral clay jenis piropylite atau zeonit. Batuan ini gampang ditemukan di pegunungan kapur. Para siswa SMA 3 memperoleh batuan jenis ini dari daerah Turen, Malang. Batuan ini biasa digunakan untuk campuran pembuatan keramik. Teknologi mengubah air laut menjadi air tawar mirip dengan teknologi penjernihan air. Menggunakan metode penyaringan atau filtrasi. Yang membedakan hanyalah pada formula batuan. Untuk mengubah air laut menjadi air tawar, batu piropylite atau zeonit harus direndam terlebih dahulu dalam cairan Natrium Hydroksida (NAOH2) selama waktu tertentu untuk kemudian dijemur hingga kering. Batuan piropylite kemudian dihancurkan menjadi tiga ukuran yang berbeda, mulai dari yang halus, agak kasar, dan kasar. Semua bahan kemudian dimasukkan ke dalam drum plastik secara terpisah dan berlapis. Lapisan paling bawah adalah batuan zeonit yang ditumbuk halus. Kemudian berturut-turut di atasnya batuan yang agak kasar, kemudian batuan yang kasar. Setiap lapisan dipisahkan oleh tampah yang terbuat dari anyaman bambu yang bagian tepinya dihilangkan. Lapisan di atas batuan adalah ijuk. Di bagian atasnya berturut-turut kerikil, karbon, atau arang hingga lapisan paling atas yakni pasir. Menurut Arif, formula yang sementara ini diterapkan adalah untuk kapasitas 100 liter. Sedangkan untuk bahannya masing-masing 10 kilogram. Sedangkan natrium Hidroksida untuk merendam batuan ini diperlukan lebih kurang 10 gram. "Air laut mengandung garam yang merupakan ion negatif. Dalam prosesnya nanti ion negatif ditukar dengan ion negatif dari batuan yang sudah direndam dalam larutan NAOH2. Teknologi ini, kata Arif, jauh lebih murah dibandingkan dengan alat sekelas Reverse Osmosis (RO) yang harus melalui tahap penyulingan. Harganya pun sangat mahal. Arif mengakui tahapan percobaan dilakukan berulang kali sebelum ditemukan formula yang pas, sehingga kadar garamnya bisa nol persen. Penelitian serta percobaan yang dilakukan siswa SMA 3 memperoleh penghargaan sebagai juara kedua dalam kontes teknologi tepat guna di Universitas Kristen Petra Surabaya akhir tahun 2011. Kontes diikuti pelajar dari seluruh daerah di Jawa Timur. Sebelumnya tim ini memperoleh juara pertama di Universitas Brawijaya Malang. Arief serta dua orang siswanya, Serius Milyani Dwi Putri dan Mochamad Irsadi Firdaus, menerima penghargaan berupa uang pembinaan. Arif berharap penelitian ini bisa dilanjutkan secara lebih mendalam di tingkat universitas.
  5. Ni langkah super canggih, berikut kutipannya...Sungguh Plastik yang mudah di produksi dan Melimpahnya air Laut di Bumi ini menimbulkan beberapa Pertanyaan ?
    Apakah Air Laut bisa dikonsumsi ?
    Jawabnya Bisa, Puluhan, Ratusan, Ribuan warga yang tinggal di sepanjang pesisir pantai, yang mengalami kesulitan mendapatkan pasokan air bersih sedang air laut yang dimiliki sangat melimpah banyaknya dapat merubah air laut menjadi air tawar.
    Bagiamana hubungan Plastik dengan air laut menjadi air tawar ?
    Jawabnya Pada proses teknologinya.
    Bagaimana Cara air laut dapat menjadi air tawar ?
    Caranya dengan memanfaatkan Teknologi air laut, Teknologi Air laut yang digunakan untuk merubah Air Laut Menjadi Air Tawar lebih Umum disebutWaterPyramid. Cara kerja alat ini sangat sederhana, sinar matahari yang tembus lewat tenda Plastik Piramida dan menaikkan tenda Plastik Piramida hingga 70 derajat celcius maka air asin yang berada didalam akan mengembun pada dinding tenda, dan akan menetes melalui saluran bawah yg ada pada dasar piramida Plastik yg sudah dibuat. tetesan itu disebut destilasi, atau yg bisa disebut air tanpa garam dan bakteri.
    WaterPyramid sederhana juga bisa kita buat dengan modal yang sangat ringan. Cukup dengan menggunakan Plastic bening dan Bak/Ember. Caranya, bentangkan Plastic di atas air laut/asin, kemudian di tengah-tengah Plastic taruh batu sebagai pemberat sehingga Plastic akan condong ke bawah. Di bawah plastic yang atasnya terdapat batu tadi taruh bak/ember. Maka air laut akan menguap, mengembun di plastic, kemudian akan menetes di bak/ember tadi. Sehingga Air ini sudah tidak asin lagi dan siap untuk dikonsumsi. sumber:http://onenewsolution.com



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reproduksi Pria dan Proses Pembentukan Sperma

ANGGOTA TUBUH DAN KEGUNAANNYA

TV Sharp Sering Mati Sendiri