TAHUN DUKA CITA vs KETAKUTAN UN


TAHUN DUKA CITA vs  KETAKUTAN UN
Sepenggal judul kalimat tersebut mungkin tidak begitu ilmiaah utuk dibahas secara ilmiah. Tapi itulah fakta yang akan saya bahas di lomba karya ilmiah ini.
Sebagai anak kelas 9 C yang tentunya bukanlah kelas faforit di MTs NU Raum,sering sekali bahkan teramat sering menghadapi masalah saat jam pelajaran. Hampir setiap hari Bapak-Ibu guru mengeluh tentang kami, malah terkadang  marah-marah luar biasa dan akahirnya bukan materi yang kami dapat malah marah yang kami tuai dan hal tersebut sudah menjadi biasa dikelasku.
Memang kemarahan Bapak-Ibu guru kepada kelas kami beralasan. Saya akui kelas kami dihuni beberapa oknum siswa pembikin onar/masalah, walaupun begitu saya tetap cinta kelasku, yang pasti yang sering dimarahi tidak hanya kelas kami saja. Timbul pertanya difikiranku apa salah kami sehingga kami diperlakukan demikian.
Berkat bantuan teman-teman sekelas dan Bapak wali kelas akhirnya saya dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada dikelas kami kususnya dan seluruh kelas Sembilan angkatan 2013 pada umumnya.
Permasalah tersebut antara lain :
1.      Banyak dari teman-teman kami yang bolos sekolah, yang lebih parahnya lagi membolosnya secara berjamaah (bersama-sama) dan ketahuan lagi. Kalau tidak salah pada awal bulan November beberapa guru MTs NU Raum memergoki berberapa teman-teman kami yang bolos sekolah, terjadilah aksi kejar-kejaran seperti di film-film. Alangkah ironisnya alas an teman-temanku bolos sekolah hanya ingin besaran di Tembiring Demak.
2.      Masih banyak kelas Sembilan yang terlambat sekolah, entah apa alasanya terlambat adalah pelanggaran tata tertip sekolah. Walaupun sudah ada hukuman tetep saja beberapa oknum siswa yang suka terlambat masih tija jera mengulang perbuatannya.
3.      Merokok
4.      Pulang sekolah saat belum waktunya pulang
5.      Tidak mengerjakan tugas atau PR
6.      Tidak membawa buku
7.      Gaduh dan Bicara sendiri saat jam pelajaran
8.      Ijin ke WC dengan waktu yang sangat lama (entah untuk apa itu)
9.      Berkelahi dan lain-lain

Olah sebab itulah wajarlah banyak guru yang mengeluh tentang begitu kurang ajarnya kelas 9 angkatan tahun ini, itu fakta yang pertama .
Fakta utama tersebut semakin menguat ketika banyak orang tua teman-teman yang dipanggil kemadrasah, bahkan yang paling mengejutkan ada beberapa teman kami yang dikeluarkan, walupun tidak satu kelas,  kami meras kehilngan juga. Entah bagaimana jika itu menimpa kami.
Fakta yang kedua, saya masih ingat waktu jam pelajaran salah satu guru pernah berkata bahwa tahun ini adalah tahun duka cita, sekali lagi saya sebutkan “Tahun Ini Adalah Tahun Duka Cita”. Mendengar hal tersebut kami sekelas terkejut kenapa demikian, setelah kami bertanya, ternyata hal inilah yang membuat kata duka cita muncul:
1.      Siwa angkatan tahun ini kenakalannya luar biasa
2.      Belum adanya kesadaran dari siswa kelas Sembilan bahwa UN semakin dekat
3.      Persepsi buruk dari dewan Guru
4.      Berubahnya aturan mengenai pengkodean soal UN yang kini menjadi 20 kode soal per ruang
Mungkin dengan banyaknya permasalahan diangkatan kami menjadikan sikap pisimis dikalangan dewan guru bahkan di kalangan kami. Hal tersebut semakin menambah ketakutan kami akan kata Ujian Nasional.
Adalah sah dan wajar-wajar saja, bahwa rasa takut akan menghinggapi hati siapa saja yang sedang dihadapkan pada suatu permasalahan. Sebagaimana perasaan/emosi lainnya; merasa sedih ketika seseorang menghadapi kegagalan, musibah atau bencana; merasa senang, puas atau bahagia manakala seseorang mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan; dan sebagainya. ketakutan itu bisa menjadi hal positi sebagai penyemanga tkami untuk lebih mawas diri dan rajin belajar. Tapi Keketakutan tersebut bisa jadi akan berdampak negative terhadap kami yang belum dewasa ini, bahkan mungkin saja ketakutan itu akan meruntuhkan keberanian kami untuk menghadapi Ujian Nasional. Semoga hal tersebiut tidak terjadi.
Saya dan seluruh angkatan 2013 MTs NU Raum berharap bapak Ibu guru menyadari betapa seriusnya imbas masalah ini. Dan semoga saja disemester yang akan datang kami lebih mawas diri dan lebih giat belajar untuk mendapatkan kelulusan dan nilai terbaik diUjian Nasional. Sekali lagi, rasa takut, khawatir, atau was-was adalah rasa yang manusiawi. Namun begitu, seharusnya rasa ini dijadikan sebagai pendorong untuk hal-hal yang lebih positif; persiapan yang maksimal, pendampingan yang baik; bukannya dengan tindakan-tindakan yang tak masuk akal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reproduksi Pria dan Proses Pembentukan Sperma

ANGGOTA TUBUH DAN KEGUNAANNYA

TV Sharp Sering Mati Sendiri